Saturday, May 28, 2011

tugas kedua KMB III

PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN
1.      Biodata
- Usia,
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan endokrinbaru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsungsejak lama.Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi badan.
- Jenis kelamin
- Tempat tinggal : pada masa bayi, kanak2 dan pada saat sekarang

2.      Masalah kesehatan sekarang
Pengembangan dari keluhan utama. Fokuskan pertanyaan yg menyebabkan K meminta bantuan pelayanan, seperti :
- Apa yang dirasakan Klien saat ini
- Apakah masalah atau gejala yg dirasakan terjadi secara tiba2 atau perlahan-lahan dan sejak kapan dirasakan
- Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
- Bagaimana pola eliminasi : urine
- Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
- Apakah ada perubahan fisik tertentu yg sangat menggangu Klien

3.      Riwayat keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yg mengalami gangguan seperti yg dialami Klien atau gangguan secara langsung dengan gangguan hormonal.
- Obesitas : dicurigai karena hipotiroid
- Gangguan Tumbang : dicurigai adanya gangguan GH, Kel. Tiroid, dan kelenjar gonad
- Kelainan pada tiroid
- Infertilitas

4.      Riwayat Kesehatan dahulu :
Kaji kondisi yg pernah dialami oleh Klien diluar gangguan yg dirasakan sekarang khususnya gangguan yg mungkin sudah berlangsung lama karena tidak mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan.

5.      Riwayat Diit :
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran Pencernaan dapat mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu dikaji :
- Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen
- Penurunan atau penambahan BB yg drastis
- Selera makan yg menurun atau bahkan berlebihan
- Pola makan dan minum sehari-hari
- Kebiasaan mengkonsumsi makanan yg dapat menggangu fungsi endokrin seperti makanan yg bersift goitrogenik terhadap tiroid
Hal-hal lain yang perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum :
a.      Tingkat Energi :
Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan Klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
b.      Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih dan jumlah volume urine.
c.       Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara langsung tumbang dibawah pengaruh GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid. Kaji gang tumbang yang dialami semenjak lahir atau terjadi selama proses pertumbuhan . Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya : Tingkat  intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tanggung jawab. Kaji juga perubahan fisik dampaknya terhadap kejiwaan.
d.     Seks dan reproduksi
* Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frekuensi dan perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji : Apakah pernah hamil, Abortus , Melahirkan.
* Pada Pria kaji apakah Klien mampu ereksi dan orgasme.

6.      Pemeriksaan Fisik
Ada 2 aspek utama yg dapat digambarkan, yaitu :
- Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid
- Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin
a)      Inspeksi :
Disfungsi sistem endokrin : Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan energi
Hal-hal yg harus diamati :
Penampilan umum :
a.      Apakah Klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan
b.      Amati bentuk dan proporsi tubuh : Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa.
c.       Pemeriksaan Wajah : Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir.
d.     Pada Mata :
Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tumpul.
e.      Pada Daerah Leher : Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.
f.        Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut : Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kelenjar Adrenal.
g.      Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit : Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.
h.      Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bagian Belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau :  Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal.
i.        Amati keadaan rambut axilla dan dada : Pertumbuhan rambut yg berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal
b)     Palpasi
Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi
c)      Auskultasi :
Auskultasi pada daerah leher diatas  tiroid dapat mengidentifikasi bunyi "bruit". Bunyi yg dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. Normalnya tidak ada bunyi.
d)     Pengkajian Psikososial
Ø Mengkaji kemampuan koping Klien, dukungan Keluarga serta keyakinan Klien tentang sehat dan sakit.
Ø Perubahan2 fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan-perubahan lainnya yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin akan berpengaruh terhadap konsep diri Klien.

e)      Pengkajian Diagnostik
Ø  Foto Tengkorak (kranium): Melihat kondisi silla tursika : tumor atau atrofi.
Ø  Foto Tulang (osteo)
Untuk melihat kondisi tulang :
- Pada orang gigantisme dijumpai tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjang
- Pada orang akromegali akan dijumpai tulang perifer yg bertambah ukurannya kesamping.
Ø  CT-Scan Otak
Melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atau hypothalamus.

f)       Pemeriksaan Darah
Untuk mengukur :
- Kadar GH
- Kadar TSH
g)     Pemeriksaan Urine + Darah : Kadar ACTH


daftar pustaka:
http://dhielani.blogspot.com/2009/03/pengkajian-sistem-endokrin.html
http://www.scribd.com/doc/48494338/Anatomi-Fisiologi-Dan-Pengkajian-Umum-Sistem-Endokrin
dipostingkan oleh:
nama            : R. Resti Apriyanti J
kelas            : 2 A
NIM             : 09027

Friday, May 20, 2011

ANATOMI FISIOLOGI SINTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
# Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual
# Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
# Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.
Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
organ utama dari sistem endokrin adalah: 



1. hipotalamus

2. kelenjar hipofisa

3. kelenjar tiroid

4. kelenjar paratiroid

5. pulau-pulau pankreas

6. kelenjar adrenal

7. buah zakar

8. indung telur.


A. HIPOTALAMUS
hipotalamus sebagai pusat tertinggi kelenjar endokrin menjalankan fungsinya melalui hormonal dan saraf. hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa. beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.

B. HIPOFISIS

Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil-kecil diameternya kira-kira 1 cm dan beratnya 0,5-1 gram yang terletak di sela tursika, rongga tulang basis otak, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh tungkai hipofisis atau hipofisial.
Dipandang dari sudut fisiologi, kelenjar hipofisis dibagi menjadi:

1) Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan utama dalam pengaturan fungsi metabolisme di seluruh tubuh. Hormon-hormonnya yaitu:
a) Hormon Pertumbuhan
Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan                  protein, pembelahan sel, dan deferensiasi sel.
b) Adrenokortikotropin (Kortikotropin)
Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolism glukosa, protein dan lemak.
c) Hormon perangsang Tiroid (Tirotropin)
Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh.
d) Prolaktin
Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.
e) Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein
Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya.
2) Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
Ada 2 jenis hormon:
a) Hormon Antideuretik (disebit juga vasopresin)
Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
b) Oksitosin
Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama pengisapan dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa kehamilan.
3) Pars Intermedia
Daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative avaskular, yang pada manusia hamper tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis binatang rendah ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi.
Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar hipofisis anterior. Pembuluh darah ini berkhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, dan makanya disebut system portal.dalam hal ini system yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis disebut juga system portal hipotalamus – hipofisis. System portal merupakan saluran vascular yang penting karena memungkinkan pergerakan hormone pelepasan dari hypothalamus ke kelenjar hipofisis , sehingga memungkinkan hypothalamus mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari tak mengaktifkan neuron dalam nucleus hypothalamus yang menyintesis dan menyekresi protein degan berat molekul yang rendah. Protein atau neuro hormone ini dikenal sebagai hormone pelepas dan penghambat. Hormon –hormon ini dilepaska kedalam pembuluh darah system portal dan akhirnya mencapai sel – sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian kejadian tersebut hormon- hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkt bersama darah dan merangsang kelenjar-kelenjar lain ,menyebabkan pelepasan hormon – hormon kelenjar sasaran. Akhirnya hormon – hormon kelenjar sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel – sel hipofisis yang memodifikasi sekresi hormone.

C. KELENJAR TYROID


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular. Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1.
Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil.
Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm
Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah.

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit. (Guyton. 1997)

EFEK HORMON TIROID
a. Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein adalah :
(1) Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria;
(2) Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP.
b. Efek tiroid dalam transpor aktif :
meningkatkan aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan menaikkan kecepatan transpor aktif dan tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk membran sel.
c. Efek pada metabolisme karbohidrat :
menaikkan aktivitas seluruh enzim,
d. Efek pada metabolisme lemak:
mempercepat proses oksidasi dari asam lemak.
Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas.
e. Efek tiroid pada metabolisme vitamin:
menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim dari metabolisme (Guyton 1997).
Oleh karena metabolisme sebagian besar sel meningkat akibat efek dari tiroid, maka laju metabolisme basal akan meningkat. Dan peningkatan laju basal setinggi 60 sampai 100 persen diatas normal.
f. Efek Pada berat badan.
Bila hormone tiroid meningkat, maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila produksinya sangat berkurang, maka hampir selalu menaikkan berat badan. Efek ini terjadi karena hormone tiroid meningkatkan nafu makan.
g. Efek terhadap Cardiovascular.
Aliran darah, Curah jantung, Frekuensi deny jantung, dan Volume darah meningkat karena meningkatnya metabolism dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak produk akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah.
h. Efek pada Respirasi.
Meningkatnya kecepatan metabolism akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbondioksida.
i. Efek pada saluran cerna.
Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan. Tiroid dapat meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.

Hipofungsi akan menyebabkan penyakit kretinisme dan penyakit miksedema sedangkan,
hiperfungsi akan menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.

D. PARATYROID
Kelenjar paratiroid kecil, kuning kecoklatan oval, biasanya terletak antara garis lobus posterior dari kelenjar tiroid dan kapsulnya. Ukurannya kira2 6x3x2 mm. Beratnya 50 mg.
Biasanya 2 pada tiap sisi, superior dan inferior. Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya pada kutub paratiroid posterior, tapi bisa juga turun bersama timus ke thorax atau pada bifurcation karotis.
Kelenjar paratiroid superior letaknya lebih konstan daripada inferior dan biasanya terlihat di tengah garis posterior kelenjar tiroid walaupun bisa lebih tinggi. Bagian inferior sangat bervariasi pada beberapa situasi (tergantung perkembangan embriologisnya) dan bias tanpa selubung fascia tiroid, di bawah arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior.
fungsi umum kelenjar paratiroid adalh:
a. mengatur metabilisme fosfor
b. mengatur kadar kalsium darah

hipofungsi akan menyebabkan penyakit tetani sedangkan,
hiperfungsi akan menyebabkan kelainan-kelainan seperti: sakit pada tulang, kadar kalsium darah meningkat, dan kelemahan pada oto-otot

E. PANKREAS

Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. 
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans terdiri atas 4 sel yaitu sel α, sel β, sel δ, dan sel F.Sekresi sel – sel ini berupa hormon yang akan langsung diangkut melalui pembuluh darah.
Sel Hormon Target Utama Efek Hormonal Regulasi
1. α (Glukagon)
Target : Hati, jaringan adiposa
Efek : merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin.
2. β (Insulin)
Target : Sebagian besar sel
Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar glukosa darah.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh somatostatin.
3. δ (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.

F. ADRENAL

Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah kanan berbentuk pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas ginjal kanan. Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada bagian tengah ginjal mulai dari kutub atas sampai daerah hilus ginjal kiri. Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm. Bersama-sama kelenjar adrenal mempunyai berat lebih kurang 8 g, tetapi berat dan ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi perorangan. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang mengandung jaringan lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam kelenjar.
Kortek adrenal mensintesis molekul steroid yang dipilah menjadi tiga kelompok hormon yaitu glukokortikoid, mineralkortikoid dan androgen dengan zona/lapisan penghasil yang berbeda-beda.
Seperti kita ketahui, kortek adrenal mempunyai 3 lapisan/zona yaitu :
a. Zona glomerulosa à memproduksi hormon mineralkortikoid
b. Zona fasikulata à memproduksi hormon glukokortikoid (bersama dengan zona reticularis)
c. Zona reticularis à memproduksi homon androgen
 a. mineralkortikoid
ada beberapapengaruh hormon ini diantaranya:
a. Efek ginjal dan sirkulasi dari aldosteron 
- Aldosteron menyebabkan pengangkutan pertukaran natrium dan kalium yakni absorbsi natrium bersama – sama dengan ekskresi kalium oleh sel – sel epitel tubulus terutama dalam tubulus distal dan duktus koligente
- Meningkatkan jumlah total natrium dalam cairan ekstraseluler sementara menurunkan jumlah kalium.
- Karena natrium dalam ciran ekstraselular banyak maka berpengaruh juga terhadap kandungan air dalam cairan ekatraselular dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Aldosteron sebaliknya menyebabkan sekresi ion hidrogen yang ditukr dengan natrium di tubulus sehingga mengakibatkan alkalosis ringan.  
b. Efek aldosteron pada kelenjar keringat, kelenjar liur, dan absorpsi intestinal
· Efek aldosteron terhadap kelenjar keringat penting untuk menyimpan garam tubuh dalam lingkungan yang panas.
· Efek aldosteron terhadap kelenjar liur adalah menyimpan garam sewaktu liur hilang secara berlebihan 
· Aldosteron meningkatkan absorsi natrium oleh usus terutama di dalam kolon yang mencegah hilangnya natrium di dalam tinja

b. GLUKOKORTIKOID
a. Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat
· Untuk merangsang proses glukoneogenesis (pembentukan karbohidrat dari protein dan beberapa zat lain) oleh hati à meningkatkan jumlah penyimpanan glikogen dalam sel – sel hati.
· Kortisol menurunkan kecepatn pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh.
· Karena efek diatas dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa darah à diabetes adrenal.
b. Efek kortisol terhadap metabolisme protein
· Kortisol mempunyai kemampuan untuk mengurangi penyimpanan protein di seluruh sel tubuh kecuali protein dalam hati
· Hal diatas dikarenakan oleh berkurangnya sintesis protein dan meningkatnya katabolisme protein yang sudah ada di dalam sel.
· Kortisol menyebabkan peningkatan protein hati dan protein plasma disebabkan oleh kortisol.
a. Efek kortisol terhadap metabolisme lemak
· Kortisol meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak à meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma dan meningkatkan pemakaiaannya untuk energi.
· Kortisol meningkatkan oksidasi asam lemak di dalam sel.
b. Fungsi kortisol pada stress dan peradangan
· Kortisol sangat meningkat pada keadaan stressà glukokortikoid dapat menyebabkan pengangkutan asam amino dan lemak dengan cepat dari cadangan sel – selnya sehingga dapat dipakai untuk energi dan sintesis senyawa lain.
c. Efek anti inflamasi kortisol
· Pemberian kortisol dalam jumlah besar biasanya dapat menghambat proses inflamasi atau malah dapat membalikkan sebagian besar efeknya segera katika proses inflamasi mulai terjadi.
· Kortisol mempunyai efek berikut ini dalam mencegah proses inflamasi:
- Kortisol menybabkan stabilisasi membran lisosom
- Kortisol menurunkan permeabilitas kapiler
- Kortisol menurunkan migrasi sel darah putih ke dalam daerah inflamasi dan fagositosis sel yang rusak
- Kortisol menekan sistem imun
- Kortisol menurunkan demam
d. Efek terhadap alergi
Kortisol menghambat reaksi inflamasi akibat alergi
e. Efek terhadap sel darah dan imunitas pada penyakit infeksi
· Kortisol mengurangi jumlah eosinofil dan limfisit di dalam darah
· Kortisol à menyebabkan atrofi jaringan limfoid à kurangi keluanya sel – sel T dan antibodi dari jaringan limfoid à tingkat kekebalan terhadap benda asing berkurang à kadang menyebabkan infeksi fulminan dan kematian.
G. KELENJAR KELAMIN


ada 2 kelenjar yaitu: kelenjar testika dan kelenjar ovarika
  • kelenjar testika
terdapat pada laki-laki terletak pada skortum menghasilkan hormon “ testosteron “.
Fungsi testosteron adalah:
1. menentukan sifat kejantanan
2. menghasilkan sel mani
3. mengontrol pekerjaan seks sekunder laki-laki (kumis, jakun, jenggot, dll)
  • kelenjar ovarika
terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kana uterus,menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.
fungsinya adalah:memberikan sifat kewanitaan (pinggul yang besar, payudara yang besar, dll.



daftar pustaka
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-sistem-endokrin/
http://informasi-kesehatan40.blogspot.com/2007/09/sistem-endokrin-definisi-sistem.html
diposting oleh: 
R. Resti Apriyanti J
05200ID09026
kelas 2A